Malam ini hujan turun dengan tiba tiba, kata ayah hujan adaah rahmat paling sempurna yang diberikan Allah kepada manusia. Saat itu manusia berhenti sejenak sekedar untuk duduk di pinggir jalan, Sekedar berhenti untuk memakai jas hjanya. Dan keluarga berhenti beraktifitas sendiri sendiri untuk mulai menyeduh secangkir kopi dan teh untuk menghangatkan tubuh. Berkumpul dalam ruang tamu untuk sekedar mengobrol dan bergurau.
Hujan juga membawa kesempatan langka itu kepada kami, Dalam berbagai perbincangan aku sempatkan bertanya kepada ayah.
Dengan prasaan yang tenang aku bertanya " Ayah, bagaimana cara kita dalam menghargai hidup.?"
Sempat terkejut dengan pertanyaanku, Ayah mulai serius menanggapi setiap kata yang aku tanyakan. Dalam kesempatan ini, ayah melepas kaca matanya dan menutup koran yang sedang ia baca. Sambil tersenyum ayah menjawab pertanyaanku.
"Kau tau hujan. ? bagaimana kamu menggapi hujan saat ini.?"
Aku terdiam merunduk dan mulai berfikir. lantas ayah kembali melanjutkan jawabanya dengan mengusap rambutku.
"Anaku, Kita cukup beajar dari hujan. Kau tau kenapa .? Karna manusia itu selalu mengumpat hujan. Saat musim kering datang hujan selalu ditunggu oleh semua orang, Namun kita lihat keadaan saat ini, hujan saat ini sedang diumpat habis habisan oleh manusia. Karna menurut manusia hujan tidak pernah datang tepat waktu. coba kalau setiap manusia bersyukur dengan keadaan. pasti hati dan prasaan akan hilang dari rasa dengki dan iri. Terkadang rasa saling menghargai itu datang saat salah satu dari kita mengalah dan mulai menunduk sedikit. dan untuk dihargai oleh orang lain, kamu juga haruslah menghargai orang lain."
Dengan muka tersenyum ayah kembali membaca koran dan aku termenung dengan jawaban yang ayah berikan.
Aku belajar dari ayah, Untuk menghargai kita harusah menghargai orang itu. baik dia tua muda ataupun sebaya dengan kita. Karna dari menghargai satu sama lain akan ada keselarasan dalam kehidupan setiap manusia.
Yusuf Hafizh 04 januari 2017
No comments:
Post a Comment