Kisah Tentang Hujan


Breaking News

Ads

Monday, February 13, 2017

Surat sajak : hujan pagi pagi






Hari ini, hari dimana matahari sedang terik teriknya.  sedang panas panasnya.  tiba tiba datang mendung.  Datang hujan.  Bapak yang dari tadi sedang meladang bergegas meneduh dibawah gubuk tua yang dulu aku bangun bersananya.  hujan yang datang tiba tiba itu menghantarkan kepada obrolan obrolan menantang, mengenai masa muda bapak. Bapak  bercerita bagaimana dia dulu melawan hidup.  Bagaimana dia dulu bersyukur terhadap hidup. 

Hujan mulai sangat deras di sertai petir hingga angin kencang. Dengan lembut bapak mengajak;ku masuk agar tidak kehujanan. Sembari hujan deras bapak meneruskan ceritanya. Katanya saat dia muda anak anak sangat hormat kepada bapaknya. Dengan sopan dan santunya anak anak berbicara kepada bapaknya.

Aku memahami perkataan bapak. Sangat memahami. Bagaiman menjadi laki laki haruslah berwibawa sejak masih anak anak. Menjadi laki laki haruslah sopan sejak masih kecil. Kebiasaan kebiasaa kecil tersebut akan membawa si anak dalam kebahagiaan kelak saat mereka berkelana dalam kehidupan. Namun sayang, sosok bapak sekarang ini hanyalah laki laki yang sudah dilupakan. Di abaikan.

Dalam hiningnya bapak bertanya padaku. Apakah aku akan melupakanya sosok panutan seperti yang lain..?  Atau kamu akan mengikutinya dan melawan arus era saat ini. ? Sotak aku terkaget dengan pertanyaan itu. Aku terdiam. tertunduk.

Bagaimana bisa kata kata itu terlontar dari bapak. Lantas aku menjawab dengan malu malu. Bahwa aku akan menjadi sosok laki laki seperti bapak. Sosok laki laki yang akan betanggung jawab terhadap keluargaku nanti. Sosok laki laki yang berani mengambil resiko untuk melawan arus era saat ini. Bapak tersenyum. Dan aku bahagia dengan itu.

Yusuf Hafizh S 13 February 2017




No comments:

Post a Comment