Hujan Hujan 1 :
Lembayung senja di sudut tempat biasa aku menulis. Aku menulis tidak lepas dari hujan. Sebab datangnya hujan yang bersama-sama membuatku tidak lagi sendiri meski memang selalu sendiri. Bagaimana jika hujan hanya datang satu rintik dalam satu tempat, mungkinlah batu tak akan terkikis selamanya, dan selamanya itu lama. Lebih lama dari selama-lamanya. Lama pula jika termenung, lama aku tak mengenal, lama aku termenung lama. Karena hujan mulai malu muncul dan gelisah pula yang merangkul. Aku ingin digoda gerimis.~
Aristya Pedriyani 01 Maret 2017
Hujan Hujan 2 :
Bukan sebab kau didalamnya, sebab aku sendiri yang akan menikmati hujan diantara seribu kepahitan atas panahan. Maka jika nanti aku buas didengar, dikata, maupun dimata, sebab bukan kau didalamnya. Semata-mata aku sendiri yang ingin kau menepi agar aku leluasa membiarkan kesakitan mengguyurku meskipun itu pula niatmu! Ya aku sendiri yang mau, aku sendiri yang ingin. Alu sendiri yang ingin sendiri, dan sampai kapanpun kau tak akan mengerti mengapa sejauh ini aku mengarti. Sebab bukan kau didalamnya. Bukan pula kau penyebabnya, bukan kau biang keladinya. Sebab Tuhanlah yang mengambil peran dan dalang untuk kuikuti alurnya.~
Aristya Pedriyani 28 Februari 2017
Hujan Hujan 3 :
Itulah sebabnya ingin kulupakan semua. Karena aku bukan tempatmu menaruh harapan, aku bukan tempatmu menitipkan angan, aku hanyalah tempatmu menghabiskan mimpi. Sebatas mimpi saja selama malam masih menjadi jadwal. Aku bukan lagi sesuatu yang kau sentuh, tersentuh, dan menyentuhmu. Maka dari itu kuputuskan untuk melupa akan semua.
Dan lagi, bersama kemarau akan datang seorang yang menemanimu, hujan tidak akan datang, kita tidak lagi penikmat. Kau tak mengerti lagi akan arti sebuah hujan sekalipun deras di luar sana. Karna hujan hanya akan deras dihatiku, dan aku alibikan di bumi ini sebagai sesuatu yang tak kenapa-kenapa. Kau tak senikmat kopi hangat, kau tak sehangat kopi yang patut aku puji kala dingin menusukku karena aku berani merindumu, sedangkan kau berani melepaskanku, meninggalkanku, dan sekarang aku beserta seluruh diriku harus membeku.~
Aristya Pedriyani 28 Februari 2017
No comments:
Post a Comment