Kisah Tentang Hujan


Breaking News

Ads

Wednesday, May 31, 2017

Surat Sajak : Allah yang mengizinkan

  • Satu waktu saat pendidikan mencapai tahap akhir, banyak teman teman yang berandai andai kemana selanjutnya mereka menentukan pilihan, Kemana mereka membawa diri mereka untuk bekal jika dewasa nanti. Entah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memulai usaha kecil kecilan sembari menunggu pengalaman yang datang.
  • Dia datang kepadaku lagi, Dia menanyakan bagaimana keadaanku bagaimana kabarku.
  • Dia : Hai, Apa kabar..? Sehat kan.?
  • sembari tersenyum aku menjawabnya dengan nada datar, khas yang biasa aku berikan padanya
  • Aku : Yah, aku masih sehat seperti biasanya..
  • Lantas dia menanyakan apakah aku akan bekerja atau melanjutkan ke perguruan yang lebih tinggi lantas aku terdiam dan beberapa saat kembali lagi rasa sakit seperti penghinaan. Lantas dia menanyakan apa yang terjadi dan aku menjelaskan beberapa isi hati yang hanya dia yang aku percaya untuk membawa rahasia ini. Tak lama setelah selesai ceritaku dia memberi aku beberapa motivasi katanya
  • Dia : Tak apa, jika memang itu kenyataanya kamu tak perlu meratapinya. Terus kecewa pada diri sendiri itu bukan hal yang baik. Toh, Seseorang sehebat apapun pasti pernah jatuh dan lebih buruk darimu bukan..? tentunya sebelum ia sukses seperti sekarang.
  • lantas aku terdiam dan merenungkan beberapa hal. Dia tersenyum dan melanjutkan kata katanya
  • Dia : Jika kamu terus meratapi apa yang tidak dapat kamu gapai kamu hanya akan terus mengapai kegagalan. Ingat satu hal "Manusia itu hanya berusaha, Sementara Allah adalah pemilik izin dari berbagai keinginanmu" Jika setiap apa apa yang kamu usahakan tidak tergapai, mulailah meminta izin pada Allah. Sebab satu hal yang pasti bahwa apa apa yang ada di sisi allah itu lebih baik. Kuatkan hatimu bahwa tidak ada selain itu yang lebih baik.
  • Aku hanya terdiam mendengar setiap ucapannya, lantas aku berfikir sambil mengerutkan dahi bahwa kenyataanya yang ia katakan itu benar.
  • Aku hanhya meratapi apa yang telah pergi, Aku mengesampingkan prioritas utama hanya untuk kecewa.
  • Dia melihatku penuh perasaan tak lama dia mengajakku untuk membeli minuman dan beberapa makanan ringan. Yah, sementara itu perasaanku mulai terobati sebab kata katanya.
  • SuratSajak: Yusuf Hafizh (Ramdhan ke 6) Madiun, 01 juni 2017

No comments:

Post a Comment