Prolog
Langit hari ini sungguh abu abu sejak oktober bulan lalu hujan masih saja mengguyur sudut kota kecil ini. Langit yang nampak biru jarang sekali aku jumpai lagi, mataharipun tak sudi melihat bumi yang sedang asik bermain air. Suara gelegar langit kadang kala memekakkan telinga. gemuruh demi gemuruh membuat sepiku seakan ramai. Aku menarik nafas dalam dalam. bersiap untuk melakukan aktifitas pagi seperti biasa. Mandi, dan berangkat sekolah. Sungguh pagi ini hujan sangat deras sekali, aku harus memakai baju agak tebal dan membawa jaket. Beruntung rumahku ada di pinggir jalan jadi tak perlu aku pergi ke halte bus untuk berangkat Kuliah.
Rasanya hari hariku membosankan, seharusnya Kampus menjadi tempat yang menyenangkan atau aku saja yang belum menemukan apa yang membuatku tertarik. Anak anak seusiaku biasanya banyak yang sudah memiliki pasangan masing masing. yang mereka sebut pacar. Sementara aku hanya memiliki beberapa teman yang memang mereka adalah sahabatku sejak SMA.
Aku memang orang yang tidak bayak memiliki teman, kalaupun ada jarang sekali mereka menghabiskan banyak waktu denan ku. Phonsel ini pun jarang aku gunakan untuk menghubungi temanku lebih banyak aku gunakan untuk mendengarkan musik atau paling tidak buka tuup menu sebagai aktifitas yang mengasingkan.
Seperti itulah aku orang yang tidak pandai dalam bersosial, tidak cepat untuk akrab bersama orang lain. kebanyakan ketika mereka bercerita aku hanya ikut tertawa atau paling tidak menanggapi sedikit. Tubuh yang selama ini aku eluk sendiri rasanya sangat dingin dan sepi.
Yah, Seperti itulah aku. Sampai pada akhirnya aku bertemu denganmu, gadis yang telah banyak merubah hiduku. Satu hari dibulan desember. "Hai Apa Kabar.?"



No comments:
Post a Comment