Hari ini setelah pertemuan kemarin kamu kembali menghibungiku, bodohnya ketika kamu meminta kembali nomor ponselku secara sepontan aku memberikannya. Aku seperti orang bodoh hari itu. Aku sudah berusaha melupakanmu Elisa. Mengertilah. Sejenak ketika kamu mengirimku pesan singkat mau tidak mau entah mengapa aku membalasnya. Jemariku seakan telah kursus panjang mengetik dengan cepat, pendengaranku seakan meningkat dan aku menjadi pembaca pesan singkat kembali. Kau tau Elisa semenjak aku terdampar di kota ini aku telah berniat melupakanmu, bukan tidak senang ketika kamu datang ke kota ini hanya saja aku ingin membahagiakan diriku sendiri. Tanpamu. Apa yang kamu lakukan rasanya telah membuat hatiku hancur Elisa.
ketika aku pergi ke kota ini aku tidak membawa modal apapun. Aku hanya membawa sakit hati yang tak berkesudahan. Seperti kata sahabatku "Bahwa ketika orang yang kamu cintai mulai mengabaikanmu dan menyakiti hatimu janganlah kamu berlarut-larut dalam sakit hati yang berkepanjangan, jangan buat dirimu jatuh kedasar jurang kesunyian. Ketika saat itu datang kau harus segera mencari cahaya dan keluar dari jurang itu. Kamu harus segera melupakannya, sebab dirimu lebih berarti" Itu adalah alasanku meninggalkan kotamu, aku ingin pergi dari jurang kesunyian itu dan mencari cahaya. Aku sudah berusaha keras Elisa. Aku pergi karena hatiku harus segera terobati. Aku pergi karena aku ingin bahagia dengan dan tanpamu.
Akhirnya aku menemuimu hari ini, Elisa. Meski berat, Aku tidak pernah bisa menolakmu. Aku sengaja mengajakmu ketempat ini. Tempat terbaik dikota jogja, tempat dimana aku melepaskan ruang rindu yang masih tersisa. Tempat terbaik untuk melupakanmu. Aku tau apa yang kau sukai, Elisa. Aku juga tau untuk melupakanmu aku harus membiasakan diri dengan apa yang kau suka. Seperti kata pepatah "Semakin kita cintai akan seakin hilang" dan aku berarap itu benar. Untuk hatiku yang ingin aku bahagiakan.
***
No comments:
Post a Comment