Kisah Tentang Hujan


Breaking News

Ads

Friday, February 15, 2019

Cerpen : Satu Hari Di Bulan Desember




Hujan semakin deras. Aku mulai menggigil bersama kesendirian, arahku mulai tak beraturan hati ku mulai membeku didasar lautan. Lagi dan lagi satu persatu orang yang aku cintai meninggalkanku, termasuk kamu. Sudah sekian lama kita bersama hingga pada satu kesempatan diantara rintik hujan kau tiba tiba menghilang. Sudah berusaha aku kejar sayang tak pernah sampai, tak pernah aku gapai. Bayangmu selalu hadir tak mudah untuk aku lupakan, telah kucoba berbagai cara tetap saja ada. Aku terus berupaya agar rasa sakitku berakhir bersama letupan kembang api itu. Aku ingin rasaku menghilang sesaat setelah letusan itu. Seperti kembang api hadir membawa kebahagian malam dan menghilang tanpa luka dan meninggalkan kesunyian.
Sudah dua tahun saat terakhir kita bertemu. Sejak dua tahun lalu aku sudah berupaya melupakanmu. Sampai pada satu titik waktu itu, aku putuskan untuk pergi jauh dari kotamu. Aku tidak pernah keberatan dengan ini. Keputusanku saat itu sudah aku fikirkan matang matang dan aku tidak pernah ragu dengan setiap keputusan yang aku ambil. Pun juga telah aku hancurkan album kenangan yang pernah kita buat dulu. Monokrom yang telah aku hapus dari setiap sosial media yang aku punya tak ketinggalan juga nomor ponselmu. Semuanya telah aku lakukan untuk melupakanmu. Hingga tak tertinggal satupun tentangmu. 
Sejak saat itu aku biarkan hidupku mengalir begitu saja, aku biarkan masa depan tetap menjadi misteri yang akan aku pecahkan hari demi hari. Aku berharap setiap luka ku terobati sampai detik ini dan aku tidak berharap bertemu denganmu lagi, sayangnya takdir tidak pernah bicara tentang itu. Hari ini sudah sekian lama sejak saat itu, seharusnya kau tau rasa sakit yang tak kunjung usai ini. Kamu memangilku dari keramain seakan kita ini dua orang yang masih saling mencintai yang sedang melepas rindu. Tidak, seharusnya kamu tidak memanggilku Elisa bahkan seharusnya kita tidak pernah bertemu. Kamu harusnya atau alasanku meninggalkan kotamu.  Aku tak mengerti kenapa kau dapat sampai di kota ini. 
Uapayaku seakan sia sai hari ini, antah apa yang membawaku dan kamu kemari. dan entah bagaimana kita bisa bertemu disini, detik ini dan pada kesempatan ini. Dan bagaimana bisa kau datang kemari. Perayaan hari ini seharusnya tanpamu, aku sudah melewati banyak sekali pergantian tahun tanpamu dan hari ini kau ada dihadapanku. Aku sudah berupaya untuk jauh darimu. Aku tidak mengerti mengapa tuhan mempertemukan kita berdua hari ini. Aku tidak mengerti mengapa takdir membawaku kembeali bertemu denganmu. Sungguh,   Aku tidak ingin membencimu Elisa.  Aku hanya ingin pergi dari orang yang tak pernah menginginkanku. dan orang itu kau. Elisa. 
***


No comments:

Post a Comment